Tahukah,
Sebulan lalu, kurekat-rekat pecahan pigura dengan sesak dan payah
Ku simpan diam-diam agar tak seorangpun tahu
karena rembulan separuh tengah berjaga-jaga di pintu langit
Lalu kutepuk-tepuk air dibawah cahayanya
Rembulan separuh duduk anggun dan tersenyum padaku
Ku genggam dengan tangan basah
Rembulan tersenyum lagi, tidak ada
Berlari kukejar siapa entah mau kemana
Ku intip lagi pigura yang kurekat-rekat sebulan lalu
Ia cantik lagi, dalam lemari kaca entah siapa punya
Hendak ku taruh di meja kamarku tak tahu bagaimana
Kemarin,
Rembulan separuh muncul lagi,
Ku tatap iba piguraku yang pecah lagi
Lagi, kurekat-rekat dengan tangis
Tak lagi sembunyi, di bawah rembulan separuh kutaruh nanti