November

Sabtu, 02 November 2013

Selamat pagi November
Aku menemuimu sepagi ini seolah hiruk pikuk mengeroyokku
Bergelombang, dan tak tau harus kunamai apa wujud hati dan batinku
Begitu banyak hal terjadi,
Meski telah lurus-lurus ku tancapkan sebilah bambu sepanjang perjalanan
Tapi perjalanan amat panjang itu berbelok amat tajam
Seperti sebuah tikungan mematikan.

Sebuah Catatan, Juni

Sabtu, 29 Juni 2013



Izinkan aku menyebutmu bumi ...

Kau tahu bumi, sekarang aku terduduk sendiri, melulu ingin sendiri jika memikirkanmu. Meski kadang ada banyak hal pahit yang kuingat tapi itu tetap menyenangkan, segala tentangmu itu menyenangkan. Apa kau suka makanan seperti pare atau daun pepaya bumi? yah yang pahit-pahit itu ... aku tidak pernah suka bumi, mungkin aku bisa menelannya tapi kalau aku boleh memilih tentu aku tak akan memilih itu, walaupun itu baik untuk kesehatan. Mungkin sekarang aku disini sendirian lebih pahit daripada aku menelan sepiring pare mentah-mentah, atau mengunyah daun pepaya tanpa lauk atau apapun. aku tak suka, tapi tak punya pilihan, karena aku sendiri yang membuatmu sekarang tak ada disini bumi. Kau tahu bumi kalau kau minta aku memakan sepiring pare mentah dan daun pepaya sekaligus aku tak keberatan asal kau datang lagi bumi menemaniku melihat-lihat dunia ini. Oh ya, aku  lupa bilang hal pahit yang kuingat adalah kebodohanku yang membuatmu sekarang tidak disini, jangan pikir aku menyalahkanmu, tidak ... 
kau tahu bumi sekarang aku merasa sedih sekali, aku tidak bisa mengatakannya, aku tidak bisa menunjukkannya, tapi ... tapi ... itu juga tidak penting untuk kau tahu. Hey bumi, semua orang berkelana mencari tempat yang paling tepat untuk berhenti, waktu aku menemukanmu aku sudah sadar untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa menemukan tempat paling nyaman untuk hidup. Sayangnya aku tak bisa menjagamu. Aku tidak bisa melukis, karena itu aku tidak bisa menunjukkan padamu seperti apa penyesalanku, aku juga bukan seorang musisi yang bisa menulis lagu agar kau mendengar seberapa hebat penyesalanku. Ada banyak hal di dunia ini yang sulit untuk dimengerti, mungkin aku salah satunya, dan kau juga tidak perlu untuk mencoba mengerti atau memahaminya. Orang selalu berkata hidup ini akan berjalan seperti yang sudah digariskan oleh Tuhan, mereka bilang bagaimanapun kau berjuang jika Tuhan tidak menakdirkanmu seperti apa yang kau mau maka tidak akan pernah terjadi. Tapi jika Tuhan mentakdirkan sesuatu bagimu maka sehebat apapun halangannya akan tetap terjadi. Aku ini bukan orang pintar bumi, tapi aku tidak suka kata-kata itu, aku hanya ingin bilang bahwa Tuhan amat sangat menyayangi makhluk-Nya, takdir itu bisa di usahakan, manusia bisa meminta dan berusaha, bagian Tuhan untuk mengabulkannya. Karena itu aku tidak menyerah Bumi, aku ingin memandang dunia lebih jauh lagi, lebih lama lagi sampai aku tidak bertemu waktu lagi, dan itu hanya ingin kulakukan denganmu. Apa kau sedang tersenyum bumi? atau kau tidak ingin membaca tulisan ini? tidak apa-apa Bumi, asalkan kau tersenyum, aku juga tersenyum, kau tahu bumi? semua yang ada pada dirimu itu menular saat aku merasakannya. saat kau tersenyum aku juga akan tersenyum, saat kau tertawa aku juga tertawa, saat kau menangis aku bisa menangis berkali-kali lipat dari yang kau lakukan. Saat kau bersedih aku juga akan bersedih dengan cara yang lebih dari yang kau rasakan. tapi kalau aku tidak tahu apa-apa tentangmu aku sudah tamat. Kalau kau jauh aku sudah putus asa. Aku ini mengoceh tentang apa Bumi? aku juga tidak tahu, sudahlah, kau pasti lelah, beristirahatlah ... besok kau akan lelah lagi, karena begitu banyak kebaikan yang harus kita lakukan Bumi. Selamat malam :).

Sekeping Cinta Yang Tertinggal

Rabu, 05 Juni 2013




Andai dapat aku menangkap angin
Akan kutanamkan untukmu
Andai dapat kusapu awan
Akan kukantongkan untukmu
            Aku melihat engkau bersanding pelangi
            Ternyata aku memilihmu
Aku melihat engkau mengiring matahari
            Ternyata aku memilihmu
Aku menatap matamu dan aku hidup
Aku memeluk kesetiaanmu dan aku berjiwa
Kita berdua t`lah mengarungi kekasih langit
Sambil membimbing senja menemui malam
            Apakah kau mendengar saat aku bertanya
            Kekasih, apakah engkau adalah tuan mantra-mantra
            Karena aku melihat mawar-mawar t`lah mekar
            Engkau hanya menatapku dan menggandeng kisahku
Tetapi malam membawamu pergi dariku
Ku titipkan engkau pada angin yang ku tanamkan untukmu
Ku titipkan engkau pada awan yang ku kantongkan untukmu
Ku titipkan engkau pada mawar-mawar yang t`lah mekar untukmu
            Malam t`lah membunuh semua kisahku
            Aku tercekik hidup dalam malam-malam panjang
            Sesak nafas aku terseok-seok mencari dirimu
            Kekasih, kemanakah malam t`lah menghalang
Angin t`lah megkhianati kita
Awan t`lah membawamu pergi bersama malam
Dan mawar tak lagi mekar untukmu
Hanya sekeping cinta yang tertinggal
            Kekasihku, maukah kau menjemputku
            Mengarungi jendela-jendela yang belum kita temui
            Ataukah ku temui perapian
            Dan ku persembahkan sekeping cinta yang tertinggal

Akulah Sang Rembulan




Aku adalah sang rembulan
Yang jatuh cinta pada matahari
Tek pernah mengerti akan kenyataan
Bahwa rembulan dan matahari adalah bukan harapan
Dimanakah siang dan malam dapat bertemu
Tak pernah dan mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang terkungkung rindu
Bermimpi berkasih dengan matahari, mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang datang saat matahari berpulang
Tak ada sisa bagiku selain kenyataan dan kepedihan
Andai rembulan adalah tanah bermusim
Maka aku tlah tandus menanti
Andai bintang dan langit bertanya
Mengapa aku mencintai matahari
Adalah jawabku dengan kekosongan
Aku tlah tertakdir menggulung hati merindu-rindu matahari
Aku menjawab tetapi hening
Aku adalah rembulan yang sendiri
Takdir telah meninggalkanku
Membenamku dalam tanah asing
Andai aku mampu menyebrangi malam
Menemui siang dan senja
Berdua menggandeng matahari berpulang
Mengiringinya menembus lautan
Maka biarlah aku menjadi rembulan yang sendiri
Biarkanlah aku tak berjodoh dengan matahari
Karena aku rembulan yang telah mati
Mati dikubur oleh cinta dan hidup
Aku tlah memutuskan mati dalam hidup dan hidup dalam kematian
Karena akulah rembulan yang terbakar matahari tetapi tenggelam
Akulah rembulan yang pucat pasi
Mencintai matahari yang tak dapat ku tatap sendiri
Mana aku mengerti jika semua bertanya mengapa
Tentang cinta sang rembulan pada matahari
Karena akulah sang rembulan yang sendiri
Hanya mencintai, rindu dan mati

Catatan Kekosongan

Sabtu, 25 Mei 2013


Lama siang dan malam bergulir
sementara setiap detik tengah menguliti jiwaku
aku adalah kertas yang terbakar
sekejap menjadi bara lalu sekejap menjadi abu

Ini bukan puisi
hanya sisa-sisa kekosongan yang merongrong
aku tak tahu kemana semua menghilang
lagipula tak lagi seorangpun disini
dan lagi tentu siapa yang begitu rela perduli

aku bermimpi aku adalah sepotong puzzle
tapi tak bertemu siapapun untuk dipadu
nyatalah kemanapun aku adalah kekosongan
mimpi pun mengaku

aku hanyalah kekosongan
tak berkawan terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
kebahagiaan melirik padaku pun tidak
terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
dimana tak seorangpun menginginkannya
aku adalah kekosongan yang menyerahkan diri pada hidup dan kematian

Aku, Kau dan Waktu

Rabu, 08 Mei 2013

Aku tidak pernah tahu bagaimana waktu menjadikanku manusia
aku tidak pernah mengerti bagaimana waktu menghantarkanku padamu 
waktu sepertinya selalu adil pada setiap kakinya ...
tidak pernah jatuh dan terjerembab ...

aku mengasihimu seperti waktu mengajariku ...
lalu waktu tidak mengizinkanku lupa tentang ajarannya ...
aku ingin membelinya dan ku kirimkan untukmu ...
ternyata ia ajarkan padaku keabadian yang tiada ...

aku termangu lalu meraung-raung ...
waktu telah merenggut warasku ...
aku menangis tak dapat membelinya ...
tak tahukah ia aku membutuhkannya untukmu ...

dentangnya menggelisahkanku ...
tentang pertanyaan-pertanyaanku padamu ...
aku tlah mencintaimu bersama waktu ...
tidak pernah sadar aku sudah jauh di tempatmu ...

dan waktu sekali lagi tidak mengizinkan aku kembali ...
tak mengertikah ia aku ingin menggenggam tanganmu ...
betapa keras waktu mengajariku tentang kesabaran ...
bagaimana engkau menghadapinya?

aku tlah lelah dengan tingkahnya ...
tapi aku teramat rindu pada iramamu ...
bagaimana aku menolaknya ...
aku tak tahu ...

aku tanpa sadar mencintai kalian berdua ...
kau dan waktu ...
teramat banyak kau dan waktu mengambilku ...
tak tersisa aku ...

aku tak dapat memilih antara kau dan waktu ...
aku mencintai kau dan waktu seperti bunga pada air dan matahari
aku merindukan kau dan waktu seperti mencekik diri sendiri ...
tapi tak mati dan tersakit-sakit sendiri ...

aku akan memberikan waktu untukmu ...
aku lelah mencintainya ...
aku ingin denganmu lebih lama ...
maukah kah bernegosiasi padanya?

aku ingin seutuhnya memandangmu tanpa lensa yang menyiksa ...
aku ingin menggenggam tanganmu tanpa takut gelap tiba ...
aku ingin bertemu denganmu lebih lama ...
hidup denganmu bersama waktu lebih lama ... 

Selamat Malam Gelap

Sabtu, 02 Februari 2013


Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, dan pangkuanmu demikian kosong, menawarkan malam-malam sunyi
melumuri memar-memar di lubuk rahasiaku, bahkan gelap menjamahnya
aku lupa kau yang meracuniku dengan bisikanmu...
Oh oh ...
aku seperti tengah menggendong kelabunya dirimu ...
belantara pun seakan menggigitku, mengusirku dari rumah mereka ...
Aku tidak menangis, jangan kau harap demikian ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, berjaga di atas kelam menyertaimu ...
langit sudah menutup pintu-pintunya, sampai aku menyingkir dari penjagaan itu ...
aku terengah-engah habis terkuras takut, beraniku terlempar ke semak-semak ...
dimakan akar-akar kenistaan ...
Aku bernyawa, belum mau mati ...
mendendangkan nyanyian tentang terang yang tersisa dan bersembunyi ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, menunggu terang ...
karena malam mengikatku di tubir-tubir terakhir dunia itu ...
melarangku mencari terang ...
selamat malam gelap ...
segera aku sadar, terang tidak menjadi berani melawanmu ...
dan aku ...
aku belum tertidur ...
Suka · · · Promosikan ·

Omong Kosong


Peduli apa kau pada tanah yang mengering???
bukan kemudian kau menyiraminya dengan halusmu!
sama sekali omong kosong!
Lalu apa yang kau tahu tentang daratan yang sesak nafas?
apa kau menanami kebun-kebun buah di atasnya?
Muak aku kau bicara begini begitu
sama saja
Aku tidak pernah melihat engkau kering kerontang karena tanah telah meretak!
tidak sama sebagaimana penderitaan meretakkan pijakan
Tidak akan pernah sama kurasa,
membual saja kau tentang sajak-sajak penuh kebohongan itu
bernyanyi-nyanyi sedu sedan di hadapanku meneteskan air mata
Hah!
tertawa aku, enggan tapi mau, bagaimanakah?
mana pula aku mengerti, sudah kubuang semua jenis pengertian dalam otakku
aku tak mau mengerti lagi, lagipula perlukah?
Omong kosong!
Puih!
ingin kuludahi saja kekosongan itu kalau saja aku bisa
tidak berguna pun ku lakukan sebagaimana omong kosong
kau yang dirajai omong kosong biar kutebas lehermu darinya, bisakah kau bayangkan?
Sajak macam apa yang sudah kau buat, sama buruknya dengan sajak-sajakku yang menggelegak penuh benci
seperti kedalaman tanah yang membara tanpa pernah kau lihat
Sudah kuputuskan,
semua hanya omong kosong...

Maka Biarlah Cinta Menjadi Cinta

Rabu, 02 Januari 2013


Aku menjadi saksi atas senja yang merunduk …
Membiarkan lembayung menggodaku untuk bersandar …
Di bahumu yang tangguh menopangku …
Dan senja perlahan takluk pada harummu …

Sederet angan kita yang saling mengembara …
Melukis siluet di jeda kedipan matamu …
Atau masih ingatkah sedetik lalu ceritamu tentang sekotak rahasia?
Ada bara di dalamnya dan hujan tak berkesudahan …

Siapa dapat mengerti …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Terpekur kita berdua …
Dalam cinta yang Tuhan ajarkan …

Dan saat hujan menenggelamkan senja…
Dua bola matamu masih tergugah …
Dan aku meneriaki gerimis …
Meminta diri hanyut dikedalamanmu …

Aku benar tentang sekotak rahasia …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta …
Tetaplah menjadi ajaran Tuhan …

Maka lambayung sebelum hujan kembali …
Telah pergi mengawinkan senja dengan siluet di matamu …
Kau dan aku saling menukar gersang …
Lalu senja bernyanyi tentang cinta …

Harmoni senja yang meliuk-liuk …
Meneropong langit kala siluet bersembunyi
Sebelum dan sesudahnya …
Tetaplah senja bernyanyi tentang kita …

Bukan hujan tak berkesudahan …
Tapi menyerahkan lirik pada Tuhan …
Biar di tangannya lirik senja tergubah …
Lalu kau dan aku terpekur …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta…

November

·

Selamat pagi November
Aku menemuimu sepagi ini seolah hiruk pikuk mengeroyokku
Bergelombang, dan tak tau harus kunamai apa wujud hati dan batinku
Begitu banyak hal terjadi,
Meski telah lurus-lurus ku tancapkan sebilah bambu sepanjang perjalanan
Tapi perjalanan amat panjang itu berbelok amat tajam
Seperti sebuah tikungan mematikan.

Sebuah Catatan, Juni

·



Izinkan aku menyebutmu bumi ...

Kau tahu bumi, sekarang aku terduduk sendiri, melulu ingin sendiri jika memikirkanmu. Meski kadang ada banyak hal pahit yang kuingat tapi itu tetap menyenangkan, segala tentangmu itu menyenangkan. Apa kau suka makanan seperti pare atau daun pepaya bumi? yah yang pahit-pahit itu ... aku tidak pernah suka bumi, mungkin aku bisa menelannya tapi kalau aku boleh memilih tentu aku tak akan memilih itu, walaupun itu baik untuk kesehatan. Mungkin sekarang aku disini sendirian lebih pahit daripada aku menelan sepiring pare mentah-mentah, atau mengunyah daun pepaya tanpa lauk atau apapun. aku tak suka, tapi tak punya pilihan, karena aku sendiri yang membuatmu sekarang tak ada disini bumi. Kau tahu bumi kalau kau minta aku memakan sepiring pare mentah dan daun pepaya sekaligus aku tak keberatan asal kau datang lagi bumi menemaniku melihat-lihat dunia ini. Oh ya, aku  lupa bilang hal pahit yang kuingat adalah kebodohanku yang membuatmu sekarang tidak disini, jangan pikir aku menyalahkanmu, tidak ... 
kau tahu bumi sekarang aku merasa sedih sekali, aku tidak bisa mengatakannya, aku tidak bisa menunjukkannya, tapi ... tapi ... itu juga tidak penting untuk kau tahu. Hey bumi, semua orang berkelana mencari tempat yang paling tepat untuk berhenti, waktu aku menemukanmu aku sudah sadar untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa menemukan tempat paling nyaman untuk hidup. Sayangnya aku tak bisa menjagamu. Aku tidak bisa melukis, karena itu aku tidak bisa menunjukkan padamu seperti apa penyesalanku, aku juga bukan seorang musisi yang bisa menulis lagu agar kau mendengar seberapa hebat penyesalanku. Ada banyak hal di dunia ini yang sulit untuk dimengerti, mungkin aku salah satunya, dan kau juga tidak perlu untuk mencoba mengerti atau memahaminya. Orang selalu berkata hidup ini akan berjalan seperti yang sudah digariskan oleh Tuhan, mereka bilang bagaimanapun kau berjuang jika Tuhan tidak menakdirkanmu seperti apa yang kau mau maka tidak akan pernah terjadi. Tapi jika Tuhan mentakdirkan sesuatu bagimu maka sehebat apapun halangannya akan tetap terjadi. Aku ini bukan orang pintar bumi, tapi aku tidak suka kata-kata itu, aku hanya ingin bilang bahwa Tuhan amat sangat menyayangi makhluk-Nya, takdir itu bisa di usahakan, manusia bisa meminta dan berusaha, bagian Tuhan untuk mengabulkannya. Karena itu aku tidak menyerah Bumi, aku ingin memandang dunia lebih jauh lagi, lebih lama lagi sampai aku tidak bertemu waktu lagi, dan itu hanya ingin kulakukan denganmu. Apa kau sedang tersenyum bumi? atau kau tidak ingin membaca tulisan ini? tidak apa-apa Bumi, asalkan kau tersenyum, aku juga tersenyum, kau tahu bumi? semua yang ada pada dirimu itu menular saat aku merasakannya. saat kau tersenyum aku juga akan tersenyum, saat kau tertawa aku juga tertawa, saat kau menangis aku bisa menangis berkali-kali lipat dari yang kau lakukan. Saat kau bersedih aku juga akan bersedih dengan cara yang lebih dari yang kau rasakan. tapi kalau aku tidak tahu apa-apa tentangmu aku sudah tamat. Kalau kau jauh aku sudah putus asa. Aku ini mengoceh tentang apa Bumi? aku juga tidak tahu, sudahlah, kau pasti lelah, beristirahatlah ... besok kau akan lelah lagi, karena begitu banyak kebaikan yang harus kita lakukan Bumi. Selamat malam :).

Sekeping Cinta Yang Tertinggal

·




Andai dapat aku menangkap angin
Akan kutanamkan untukmu
Andai dapat kusapu awan
Akan kukantongkan untukmu
            Aku melihat engkau bersanding pelangi
            Ternyata aku memilihmu
Aku melihat engkau mengiring matahari
            Ternyata aku memilihmu
Aku menatap matamu dan aku hidup
Aku memeluk kesetiaanmu dan aku berjiwa
Kita berdua t`lah mengarungi kekasih langit
Sambil membimbing senja menemui malam
            Apakah kau mendengar saat aku bertanya
            Kekasih, apakah engkau adalah tuan mantra-mantra
            Karena aku melihat mawar-mawar t`lah mekar
            Engkau hanya menatapku dan menggandeng kisahku
Tetapi malam membawamu pergi dariku
Ku titipkan engkau pada angin yang ku tanamkan untukmu
Ku titipkan engkau pada awan yang ku kantongkan untukmu
Ku titipkan engkau pada mawar-mawar yang t`lah mekar untukmu
            Malam t`lah membunuh semua kisahku
            Aku tercekik hidup dalam malam-malam panjang
            Sesak nafas aku terseok-seok mencari dirimu
            Kekasih, kemanakah malam t`lah menghalang
Angin t`lah megkhianati kita
Awan t`lah membawamu pergi bersama malam
Dan mawar tak lagi mekar untukmu
Hanya sekeping cinta yang tertinggal
            Kekasihku, maukah kau menjemputku
            Mengarungi jendela-jendela yang belum kita temui
            Ataukah ku temui perapian
            Dan ku persembahkan sekeping cinta yang tertinggal

Akulah Sang Rembulan

·




Aku adalah sang rembulan
Yang jatuh cinta pada matahari
Tek pernah mengerti akan kenyataan
Bahwa rembulan dan matahari adalah bukan harapan
Dimanakah siang dan malam dapat bertemu
Tak pernah dan mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang terkungkung rindu
Bermimpi berkasih dengan matahari, mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang datang saat matahari berpulang
Tak ada sisa bagiku selain kenyataan dan kepedihan
Andai rembulan adalah tanah bermusim
Maka aku tlah tandus menanti
Andai bintang dan langit bertanya
Mengapa aku mencintai matahari
Adalah jawabku dengan kekosongan
Aku tlah tertakdir menggulung hati merindu-rindu matahari
Aku menjawab tetapi hening
Aku adalah rembulan yang sendiri
Takdir telah meninggalkanku
Membenamku dalam tanah asing
Andai aku mampu menyebrangi malam
Menemui siang dan senja
Berdua menggandeng matahari berpulang
Mengiringinya menembus lautan
Maka biarlah aku menjadi rembulan yang sendiri
Biarkanlah aku tak berjodoh dengan matahari
Karena aku rembulan yang telah mati
Mati dikubur oleh cinta dan hidup
Aku tlah memutuskan mati dalam hidup dan hidup dalam kematian
Karena akulah rembulan yang terbakar matahari tetapi tenggelam
Akulah rembulan yang pucat pasi
Mencintai matahari yang tak dapat ku tatap sendiri
Mana aku mengerti jika semua bertanya mengapa
Tentang cinta sang rembulan pada matahari
Karena akulah sang rembulan yang sendiri
Hanya mencintai, rindu dan mati

Catatan Kekosongan

·


Lama siang dan malam bergulir
sementara setiap detik tengah menguliti jiwaku
aku adalah kertas yang terbakar
sekejap menjadi bara lalu sekejap menjadi abu

Ini bukan puisi
hanya sisa-sisa kekosongan yang merongrong
aku tak tahu kemana semua menghilang
lagipula tak lagi seorangpun disini
dan lagi tentu siapa yang begitu rela perduli

aku bermimpi aku adalah sepotong puzzle
tapi tak bertemu siapapun untuk dipadu
nyatalah kemanapun aku adalah kekosongan
mimpi pun mengaku

aku hanyalah kekosongan
tak berkawan terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
kebahagiaan melirik padaku pun tidak
terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
dimana tak seorangpun menginginkannya
aku adalah kekosongan yang menyerahkan diri pada hidup dan kematian

Aku, Kau dan Waktu

·

Aku tidak pernah tahu bagaimana waktu menjadikanku manusia
aku tidak pernah mengerti bagaimana waktu menghantarkanku padamu 
waktu sepertinya selalu adil pada setiap kakinya ...
tidak pernah jatuh dan terjerembab ...

aku mengasihimu seperti waktu mengajariku ...
lalu waktu tidak mengizinkanku lupa tentang ajarannya ...
aku ingin membelinya dan ku kirimkan untukmu ...
ternyata ia ajarkan padaku keabadian yang tiada ...

aku termangu lalu meraung-raung ...
waktu telah merenggut warasku ...
aku menangis tak dapat membelinya ...
tak tahukah ia aku membutuhkannya untukmu ...

dentangnya menggelisahkanku ...
tentang pertanyaan-pertanyaanku padamu ...
aku tlah mencintaimu bersama waktu ...
tidak pernah sadar aku sudah jauh di tempatmu ...

dan waktu sekali lagi tidak mengizinkan aku kembali ...
tak mengertikah ia aku ingin menggenggam tanganmu ...
betapa keras waktu mengajariku tentang kesabaran ...
bagaimana engkau menghadapinya?

aku tlah lelah dengan tingkahnya ...
tapi aku teramat rindu pada iramamu ...
bagaimana aku menolaknya ...
aku tak tahu ...

aku tanpa sadar mencintai kalian berdua ...
kau dan waktu ...
teramat banyak kau dan waktu mengambilku ...
tak tersisa aku ...

aku tak dapat memilih antara kau dan waktu ...
aku mencintai kau dan waktu seperti bunga pada air dan matahari
aku merindukan kau dan waktu seperti mencekik diri sendiri ...
tapi tak mati dan tersakit-sakit sendiri ...

aku akan memberikan waktu untukmu ...
aku lelah mencintainya ...
aku ingin denganmu lebih lama ...
maukah kah bernegosiasi padanya?

aku ingin seutuhnya memandangmu tanpa lensa yang menyiksa ...
aku ingin menggenggam tanganmu tanpa takut gelap tiba ...
aku ingin bertemu denganmu lebih lama ...
hidup denganmu bersama waktu lebih lama ... 

Selamat Malam Gelap

·


Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, dan pangkuanmu demikian kosong, menawarkan malam-malam sunyi
melumuri memar-memar di lubuk rahasiaku, bahkan gelap menjamahnya
aku lupa kau yang meracuniku dengan bisikanmu...
Oh oh ...
aku seperti tengah menggendong kelabunya dirimu ...
belantara pun seakan menggigitku, mengusirku dari rumah mereka ...
Aku tidak menangis, jangan kau harap demikian ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, berjaga di atas kelam menyertaimu ...
langit sudah menutup pintu-pintunya, sampai aku menyingkir dari penjagaan itu ...
aku terengah-engah habis terkuras takut, beraniku terlempar ke semak-semak ...
dimakan akar-akar kenistaan ...
Aku bernyawa, belum mau mati ...
mendendangkan nyanyian tentang terang yang tersisa dan bersembunyi ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, menunggu terang ...
karena malam mengikatku di tubir-tubir terakhir dunia itu ...
melarangku mencari terang ...
selamat malam gelap ...
segera aku sadar, terang tidak menjadi berani melawanmu ...
dan aku ...
aku belum tertidur ...
Suka · · · Promosikan ·

Omong Kosong

·


Peduli apa kau pada tanah yang mengering???
bukan kemudian kau menyiraminya dengan halusmu!
sama sekali omong kosong!
Lalu apa yang kau tahu tentang daratan yang sesak nafas?
apa kau menanami kebun-kebun buah di atasnya?
Muak aku kau bicara begini begitu
sama saja
Aku tidak pernah melihat engkau kering kerontang karena tanah telah meretak!
tidak sama sebagaimana penderitaan meretakkan pijakan
Tidak akan pernah sama kurasa,
membual saja kau tentang sajak-sajak penuh kebohongan itu
bernyanyi-nyanyi sedu sedan di hadapanku meneteskan air mata
Hah!
tertawa aku, enggan tapi mau, bagaimanakah?
mana pula aku mengerti, sudah kubuang semua jenis pengertian dalam otakku
aku tak mau mengerti lagi, lagipula perlukah?
Omong kosong!
Puih!
ingin kuludahi saja kekosongan itu kalau saja aku bisa
tidak berguna pun ku lakukan sebagaimana omong kosong
kau yang dirajai omong kosong biar kutebas lehermu darinya, bisakah kau bayangkan?
Sajak macam apa yang sudah kau buat, sama buruknya dengan sajak-sajakku yang menggelegak penuh benci
seperti kedalaman tanah yang membara tanpa pernah kau lihat
Sudah kuputuskan,
semua hanya omong kosong...

Maka Biarlah Cinta Menjadi Cinta

·


Aku menjadi saksi atas senja yang merunduk …
Membiarkan lembayung menggodaku untuk bersandar …
Di bahumu yang tangguh menopangku …
Dan senja perlahan takluk pada harummu …

Sederet angan kita yang saling mengembara …
Melukis siluet di jeda kedipan matamu …
Atau masih ingatkah sedetik lalu ceritamu tentang sekotak rahasia?
Ada bara di dalamnya dan hujan tak berkesudahan …

Siapa dapat mengerti …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Terpekur kita berdua …
Dalam cinta yang Tuhan ajarkan …

Dan saat hujan menenggelamkan senja…
Dua bola matamu masih tergugah …
Dan aku meneriaki gerimis …
Meminta diri hanyut dikedalamanmu …

Aku benar tentang sekotak rahasia …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta …
Tetaplah menjadi ajaran Tuhan …

Maka lambayung sebelum hujan kembali …
Telah pergi mengawinkan senja dengan siluet di matamu …
Kau dan aku saling menukar gersang …
Lalu senja bernyanyi tentang cinta …

Harmoni senja yang meliuk-liuk …
Meneropong langit kala siluet bersembunyi
Sebelum dan sesudahnya …
Tetaplah senja bernyanyi tentang kita …

Bukan hujan tak berkesudahan …
Tapi menyerahkan lirik pada Tuhan …
Biar di tangannya lirik senja tergubah …
Lalu kau dan aku terpekur …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta…

Sabtu, 02 November 2013

November


Selamat pagi November
Aku menemuimu sepagi ini seolah hiruk pikuk mengeroyokku
Bergelombang, dan tak tau harus kunamai apa wujud hati dan batinku
Begitu banyak hal terjadi,
Meski telah lurus-lurus ku tancapkan sebilah bambu sepanjang perjalanan
Tapi perjalanan amat panjang itu berbelok amat tajam
Seperti sebuah tikungan mematikan.

Sabtu, 29 Juni 2013

Sebuah Catatan, Juni




Izinkan aku menyebutmu bumi ...

Kau tahu bumi, sekarang aku terduduk sendiri, melulu ingin sendiri jika memikirkanmu. Meski kadang ada banyak hal pahit yang kuingat tapi itu tetap menyenangkan, segala tentangmu itu menyenangkan. Apa kau suka makanan seperti pare atau daun pepaya bumi? yah yang pahit-pahit itu ... aku tidak pernah suka bumi, mungkin aku bisa menelannya tapi kalau aku boleh memilih tentu aku tak akan memilih itu, walaupun itu baik untuk kesehatan. Mungkin sekarang aku disini sendirian lebih pahit daripada aku menelan sepiring pare mentah-mentah, atau mengunyah daun pepaya tanpa lauk atau apapun. aku tak suka, tapi tak punya pilihan, karena aku sendiri yang membuatmu sekarang tak ada disini bumi. Kau tahu bumi kalau kau minta aku memakan sepiring pare mentah dan daun pepaya sekaligus aku tak keberatan asal kau datang lagi bumi menemaniku melihat-lihat dunia ini. Oh ya, aku  lupa bilang hal pahit yang kuingat adalah kebodohanku yang membuatmu sekarang tidak disini, jangan pikir aku menyalahkanmu, tidak ... 
kau tahu bumi sekarang aku merasa sedih sekali, aku tidak bisa mengatakannya, aku tidak bisa menunjukkannya, tapi ... tapi ... itu juga tidak penting untuk kau tahu. Hey bumi, semua orang berkelana mencari tempat yang paling tepat untuk berhenti, waktu aku menemukanmu aku sudah sadar untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa menemukan tempat paling nyaman untuk hidup. Sayangnya aku tak bisa menjagamu. Aku tidak bisa melukis, karena itu aku tidak bisa menunjukkan padamu seperti apa penyesalanku, aku juga bukan seorang musisi yang bisa menulis lagu agar kau mendengar seberapa hebat penyesalanku. Ada banyak hal di dunia ini yang sulit untuk dimengerti, mungkin aku salah satunya, dan kau juga tidak perlu untuk mencoba mengerti atau memahaminya. Orang selalu berkata hidup ini akan berjalan seperti yang sudah digariskan oleh Tuhan, mereka bilang bagaimanapun kau berjuang jika Tuhan tidak menakdirkanmu seperti apa yang kau mau maka tidak akan pernah terjadi. Tapi jika Tuhan mentakdirkan sesuatu bagimu maka sehebat apapun halangannya akan tetap terjadi. Aku ini bukan orang pintar bumi, tapi aku tidak suka kata-kata itu, aku hanya ingin bilang bahwa Tuhan amat sangat menyayangi makhluk-Nya, takdir itu bisa di usahakan, manusia bisa meminta dan berusaha, bagian Tuhan untuk mengabulkannya. Karena itu aku tidak menyerah Bumi, aku ingin memandang dunia lebih jauh lagi, lebih lama lagi sampai aku tidak bertemu waktu lagi, dan itu hanya ingin kulakukan denganmu. Apa kau sedang tersenyum bumi? atau kau tidak ingin membaca tulisan ini? tidak apa-apa Bumi, asalkan kau tersenyum, aku juga tersenyum, kau tahu bumi? semua yang ada pada dirimu itu menular saat aku merasakannya. saat kau tersenyum aku juga akan tersenyum, saat kau tertawa aku juga tertawa, saat kau menangis aku bisa menangis berkali-kali lipat dari yang kau lakukan. Saat kau bersedih aku juga akan bersedih dengan cara yang lebih dari yang kau rasakan. tapi kalau aku tidak tahu apa-apa tentangmu aku sudah tamat. Kalau kau jauh aku sudah putus asa. Aku ini mengoceh tentang apa Bumi? aku juga tidak tahu, sudahlah, kau pasti lelah, beristirahatlah ... besok kau akan lelah lagi, karena begitu banyak kebaikan yang harus kita lakukan Bumi. Selamat malam :).

Rabu, 05 Juni 2013

Sekeping Cinta Yang Tertinggal





Andai dapat aku menangkap angin
Akan kutanamkan untukmu
Andai dapat kusapu awan
Akan kukantongkan untukmu
            Aku melihat engkau bersanding pelangi
            Ternyata aku memilihmu
Aku melihat engkau mengiring matahari
            Ternyata aku memilihmu
Aku menatap matamu dan aku hidup
Aku memeluk kesetiaanmu dan aku berjiwa
Kita berdua t`lah mengarungi kekasih langit
Sambil membimbing senja menemui malam
            Apakah kau mendengar saat aku bertanya
            Kekasih, apakah engkau adalah tuan mantra-mantra
            Karena aku melihat mawar-mawar t`lah mekar
            Engkau hanya menatapku dan menggandeng kisahku
Tetapi malam membawamu pergi dariku
Ku titipkan engkau pada angin yang ku tanamkan untukmu
Ku titipkan engkau pada awan yang ku kantongkan untukmu
Ku titipkan engkau pada mawar-mawar yang t`lah mekar untukmu
            Malam t`lah membunuh semua kisahku
            Aku tercekik hidup dalam malam-malam panjang
            Sesak nafas aku terseok-seok mencari dirimu
            Kekasih, kemanakah malam t`lah menghalang
Angin t`lah megkhianati kita
Awan t`lah membawamu pergi bersama malam
Dan mawar tak lagi mekar untukmu
Hanya sekeping cinta yang tertinggal
            Kekasihku, maukah kau menjemputku
            Mengarungi jendela-jendela yang belum kita temui
            Ataukah ku temui perapian
            Dan ku persembahkan sekeping cinta yang tertinggal

Akulah Sang Rembulan





Aku adalah sang rembulan
Yang jatuh cinta pada matahari
Tek pernah mengerti akan kenyataan
Bahwa rembulan dan matahari adalah bukan harapan
Dimanakah siang dan malam dapat bertemu
Tak pernah dan mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang terkungkung rindu
Bermimpi berkasih dengan matahari, mungkinkah?
Aku adalah rembulan yang datang saat matahari berpulang
Tak ada sisa bagiku selain kenyataan dan kepedihan
Andai rembulan adalah tanah bermusim
Maka aku tlah tandus menanti
Andai bintang dan langit bertanya
Mengapa aku mencintai matahari
Adalah jawabku dengan kekosongan
Aku tlah tertakdir menggulung hati merindu-rindu matahari
Aku menjawab tetapi hening
Aku adalah rembulan yang sendiri
Takdir telah meninggalkanku
Membenamku dalam tanah asing
Andai aku mampu menyebrangi malam
Menemui siang dan senja
Berdua menggandeng matahari berpulang
Mengiringinya menembus lautan
Maka biarlah aku menjadi rembulan yang sendiri
Biarkanlah aku tak berjodoh dengan matahari
Karena aku rembulan yang telah mati
Mati dikubur oleh cinta dan hidup
Aku tlah memutuskan mati dalam hidup dan hidup dalam kematian
Karena akulah rembulan yang terbakar matahari tetapi tenggelam
Akulah rembulan yang pucat pasi
Mencintai matahari yang tak dapat ku tatap sendiri
Mana aku mengerti jika semua bertanya mengapa
Tentang cinta sang rembulan pada matahari
Karena akulah sang rembulan yang sendiri
Hanya mencintai, rindu dan mati

Sabtu, 25 Mei 2013

Catatan Kekosongan



Lama siang dan malam bergulir
sementara setiap detik tengah menguliti jiwaku
aku adalah kertas yang terbakar
sekejap menjadi bara lalu sekejap menjadi abu

Ini bukan puisi
hanya sisa-sisa kekosongan yang merongrong
aku tak tahu kemana semua menghilang
lagipula tak lagi seorangpun disini
dan lagi tentu siapa yang begitu rela perduli

aku bermimpi aku adalah sepotong puzzle
tapi tak bertemu siapapun untuk dipadu
nyatalah kemanapun aku adalah kekosongan
mimpi pun mengaku

aku hanyalah kekosongan
tak berkawan terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
kebahagiaan melirik padaku pun tidak
terus ditinggalkan
aku adalah kekosongan
dimana tak seorangpun menginginkannya
aku adalah kekosongan yang menyerahkan diri pada hidup dan kematian

Rabu, 08 Mei 2013

Aku, Kau dan Waktu


Aku tidak pernah tahu bagaimana waktu menjadikanku manusia
aku tidak pernah mengerti bagaimana waktu menghantarkanku padamu 
waktu sepertinya selalu adil pada setiap kakinya ...
tidak pernah jatuh dan terjerembab ...

aku mengasihimu seperti waktu mengajariku ...
lalu waktu tidak mengizinkanku lupa tentang ajarannya ...
aku ingin membelinya dan ku kirimkan untukmu ...
ternyata ia ajarkan padaku keabadian yang tiada ...

aku termangu lalu meraung-raung ...
waktu telah merenggut warasku ...
aku menangis tak dapat membelinya ...
tak tahukah ia aku membutuhkannya untukmu ...

dentangnya menggelisahkanku ...
tentang pertanyaan-pertanyaanku padamu ...
aku tlah mencintaimu bersama waktu ...
tidak pernah sadar aku sudah jauh di tempatmu ...

dan waktu sekali lagi tidak mengizinkan aku kembali ...
tak mengertikah ia aku ingin menggenggam tanganmu ...
betapa keras waktu mengajariku tentang kesabaran ...
bagaimana engkau menghadapinya?

aku tlah lelah dengan tingkahnya ...
tapi aku teramat rindu pada iramamu ...
bagaimana aku menolaknya ...
aku tak tahu ...

aku tanpa sadar mencintai kalian berdua ...
kau dan waktu ...
teramat banyak kau dan waktu mengambilku ...
tak tersisa aku ...

aku tak dapat memilih antara kau dan waktu ...
aku mencintai kau dan waktu seperti bunga pada air dan matahari
aku merindukan kau dan waktu seperti mencekik diri sendiri ...
tapi tak mati dan tersakit-sakit sendiri ...

aku akan memberikan waktu untukmu ...
aku lelah mencintainya ...
aku ingin denganmu lebih lama ...
maukah kah bernegosiasi padanya?

aku ingin seutuhnya memandangmu tanpa lensa yang menyiksa ...
aku ingin menggenggam tanganmu tanpa takut gelap tiba ...
aku ingin bertemu denganmu lebih lama ...
hidup denganmu bersama waktu lebih lama ... 

Sabtu, 02 Februari 2013

Selamat Malam Gelap



Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, dan pangkuanmu demikian kosong, menawarkan malam-malam sunyi
melumuri memar-memar di lubuk rahasiaku, bahkan gelap menjamahnya
aku lupa kau yang meracuniku dengan bisikanmu...
Oh oh ...
aku seperti tengah menggendong kelabunya dirimu ...
belantara pun seakan menggigitku, mengusirku dari rumah mereka ...
Aku tidak menangis, jangan kau harap demikian ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, berjaga di atas kelam menyertaimu ...
langit sudah menutup pintu-pintunya, sampai aku menyingkir dari penjagaan itu ...
aku terengah-engah habis terkuras takut, beraniku terlempar ke semak-semak ...
dimakan akar-akar kenistaan ...
Aku bernyawa, belum mau mati ...
mendendangkan nyanyian tentang terang yang tersisa dan bersembunyi ...

Selamat malam gelap ...
aku belum tertidur, menunggu terang ...
karena malam mengikatku di tubir-tubir terakhir dunia itu ...
melarangku mencari terang ...
selamat malam gelap ...
segera aku sadar, terang tidak menjadi berani melawanmu ...
dan aku ...
aku belum tertidur ...
Suka · · · Promosikan ·

Omong Kosong



Peduli apa kau pada tanah yang mengering???
bukan kemudian kau menyiraminya dengan halusmu!
sama sekali omong kosong!
Lalu apa yang kau tahu tentang daratan yang sesak nafas?
apa kau menanami kebun-kebun buah di atasnya?
Muak aku kau bicara begini begitu
sama saja
Aku tidak pernah melihat engkau kering kerontang karena tanah telah meretak!
tidak sama sebagaimana penderitaan meretakkan pijakan
Tidak akan pernah sama kurasa,
membual saja kau tentang sajak-sajak penuh kebohongan itu
bernyanyi-nyanyi sedu sedan di hadapanku meneteskan air mata
Hah!
tertawa aku, enggan tapi mau, bagaimanakah?
mana pula aku mengerti, sudah kubuang semua jenis pengertian dalam otakku
aku tak mau mengerti lagi, lagipula perlukah?
Omong kosong!
Puih!
ingin kuludahi saja kekosongan itu kalau saja aku bisa
tidak berguna pun ku lakukan sebagaimana omong kosong
kau yang dirajai omong kosong biar kutebas lehermu darinya, bisakah kau bayangkan?
Sajak macam apa yang sudah kau buat, sama buruknya dengan sajak-sajakku yang menggelegak penuh benci
seperti kedalaman tanah yang membara tanpa pernah kau lihat
Sudah kuputuskan,
semua hanya omong kosong...

Rabu, 02 Januari 2013

Maka Biarlah Cinta Menjadi Cinta



Aku menjadi saksi atas senja yang merunduk …
Membiarkan lembayung menggodaku untuk bersandar …
Di bahumu yang tangguh menopangku …
Dan senja perlahan takluk pada harummu …

Sederet angan kita yang saling mengembara …
Melukis siluet di jeda kedipan matamu …
Atau masih ingatkah sedetik lalu ceritamu tentang sekotak rahasia?
Ada bara di dalamnya dan hujan tak berkesudahan …

Siapa dapat mengerti …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Terpekur kita berdua …
Dalam cinta yang Tuhan ajarkan …

Dan saat hujan menenggelamkan senja…
Dua bola matamu masih tergugah …
Dan aku meneriaki gerimis …
Meminta diri hanyut dikedalamanmu …

Aku benar tentang sekotak rahasia …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta …
Tetaplah menjadi ajaran Tuhan …

Maka lambayung sebelum hujan kembali …
Telah pergi mengawinkan senja dengan siluet di matamu …
Kau dan aku saling menukar gersang …
Lalu senja bernyanyi tentang cinta …

Harmoni senja yang meliuk-liuk …
Meneropong langit kala siluet bersembunyi
Sebelum dan sesudahnya …
Tetaplah senja bernyanyi tentang kita …

Bukan hujan tak berkesudahan …
Tapi menyerahkan lirik pada Tuhan …
Biar di tangannya lirik senja tergubah …
Lalu kau dan aku terpekur …
Hanya fahami Tuhan adalah Tuhan …
Maka biarlah cinta menjadi cinta…